Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mempertanyakan Khilafah Islamiyah Ala HTI Sebagai Solusi Semua Problematika Ummat

Pernahkan anda mendengar slogan dari sahabat Hizbut Tahrir, bahwa seluruh problematika umat yang datang silih berganti saat ini, disebabkan hilangnya Khilafah Islamiyah? Mereka memaksa kita memahami akan urgensitas "Khilafah Islamiyah"

Mempertanyakan Khilafah Islamiyah Ala HTI

Bukan hanya persoalan besar, seperti kebodohan, kemiskinan, bahkan persoalan musibah-pun mereka dengan mudah langsung mengaitkan dengan "Khilafah Islamiyah" dan menegaskan bahwa "Khilafah Islamiyah" merupakan satu-satunya solusi.

Asumsi dan cara berfikir diatas, sebenarnya berangkat dari paradigma yang dibangun, yakni "sistem dan pemerintahan yang baik" merupakan satu-satunya solusi ampuh untuk menyelesaikan problem akut yang dihadapi umat Islam.

Padahal dalam agama Islam, baik dan tidaknya sebuah "Ummat"/ bangsa, tidak hanya ditentukan oleh pemerintahan yang baik, akan tetapi lebih pada kesalehan bangsa itu sendiri.

Dalam al-Quran surat al-A'raf : 96, Allah swt berfirman :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya"

Dari ayat tersebut diatas, jelas bahwa kesalehan masyarakat, memiliki dampak kemakmuran, kesejahteraan, dan bukan adanya seorang khalifah.

Baca Juga : 

Lantas, apakah pendidikan yang baik, kesalehan masyarakat baik yang bersifat individu maupun sosial, dapat digapai, sementara disaat bersamaan, bangsa tersebut dikuasai oleh penguasa yang dzalim?

Sebaiknya, kita renungkan kembali firman Allah swt. dalam surat al-An'am : 129

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ 

“Dan demikianlah kami jadikan sebagian orang yang zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan amal yang mereka lakukan”

al-Imam Fakhruddin al-Razi, dalam menafsirkan ayat ini menjelaskan :

المسألة الثانية : الآية تدل على أن الرعية متى كانوا ظالمين فالله تعالى يسط عليهم ظالما مثلهم فإن أراوا أن يتصلصوا من ذلك الأمير الظالم فليتركوا الظلم
وعن مالك بن دينار : جاء في بعض كتب الله تعالى : أنا الله مالك الملوك قلوب الملوك ونواصيها بيدي فمن أطاعني جعلتهم عليه رحمة ومن عصاني جعلتهم عليه نقمة لا تشغلوا أنفسكم يسب الملوك لكن توبوا إلي أعطفهم عليكم

Masalah yang kedua : Ayat tersebut menunjukkan, bahwa apabila sebuah bangsa melakukan kedzaliman, maka Allah swt akan memberikan kekuasaan atas bangsa tersebut seorang [pemimpin] yang dzalim, seperti halnya bangsa itu sendiri. Jika bangsa itu ingin terbebas dari seorang pemimpin yang dzalim, maka hendaknya mereka meningggalkan perbuatan dzalim.
Dari sahabat Anas bin Dinar, dalam sebagian kitab-kitab Allah swt, Allah berfirman "Aku Adalah Allah swt. sang pemimpin para pemimpin, hati para pemimpin dan ubun-ubun mereka berada digenggamanku, barang siapa yang taat kepadaku, maka aku jadikan/ berikan dia kasih sayang / rahmat, [namun], barang siapa yang durhaka padaku, maka aku jadikan untuknya [berikan atasnya] azab/ siksa. Janglah kalian sibukkan diri kalian dengan memaki-maki para pemimpin sebab kedzaliman mereka, tapi bertaubatlah kepadaku, maka aku akan buat [para pemimpin tersebut] mengasihi kalian".


Dari penjelasan al-Razi tersebut, jelas bahwa adanya seorang pemimpin yang dzalim, disebabkan prilaku sebuah bangsa yang dzalim pula, dan tentu sebaliknya, jika bangsa itu ingin memiliki pemimpin yang bisa mengasihi [tidak dzalim], maka bangsa tersebut harus memperhatikan prilakunya, dan berusaha menjadi masyarakat yang saleh.

Posting Komentar untuk "Mempertanyakan Khilafah Islamiyah Ala HTI Sebagai Solusi Semua Problematika Ummat"

close
Banner iklan disini